Terletak strategis di jalur yang menghubungkan Kabupaten Purworejo dengan Kabupaten Kebumen, Desa Kunirejowetan, Kecamatan Butuh, menampilkan wajah sebuah desa agraris yang terus berbenah. Sebagai salah satu gerbang di sisi barat Purworejo, desa ini tidak hanya menjadi perlintasan, tetapi juga pusat aktivitas ekonomi dan sosial yang bertumpu pada kesuburan lahannya. Kehidupan masyarakatnya berjalan selaras dengan ritme alam, di mana sawah yang menghijau menjadi sumber penghidupan sekaligus simbol kemakmuran.Dengan semangat pembangunan yang kuat, Pemerintah Desa Kunirejowetan bersama warganya bahu-membahu mengoptimalkan potensi yang ada. Fokus pada penguatan infrastruktur pertanian dan peningkatan kualitas sumber daya manusia menjadi agenda utama dalam setiap musyawarah desa. Desa ini merepresentasikan potret ideal sebuah komunitas perdesaan yang memegang teguh tradisi gotong royong sambil membuka diri terhadap perubahan zaman. Profil ini akan mengupas secara mendalam berbagai dimensi yang membentuk Desa Kunirejowetan, dari fondasi geografis dan demografis, pilar ekonomi pertanian, hingga kehidupan sosial dan visi pembangunannya.

Geografi Wilayah dan Tatanan Demografi

Desa Kunirejowetan secara administratif termasuk dalam wilayah Kecamatan Butuh, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah. Posisinya cukup strategis karena dilintasi oleh jalan alternatif utama yang menjadi penghubung vital antar kabupaten. Secara geografis, wilayahnya berbatasan langsung dengan desa-desa lain di sekitarnya: di sebelah utara berbatasan dengan Desa Tlogorejo, di sisi timur berbatasan dengan Desa Sruwohrejo, di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Kunirejokulon, sementara di sisi barat berbatasan dengan wilayah Kabupaten Kebumen.Berdasarkan data resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS) dalam publikasi "Kecamatan Butuh dalam Angka 2023", Desa Kunirejowetan memiliki luas wilayah sebesar 1,32 kilometer persegi. Topografinya didominasi oleh dataran rendah yang subur, menjadikannya lahan yang sangat ideal untuk pertanian tanaman pangan, khususnya padi sawah. Aliran sungai dan jaringan irigasi yang memadai menjadi faktor pendukung utama bagi keberhasilan aktivitas pertanian di kawasan ini.Dari aspek kependudukan, data BPS pada tahun 2022 mencatat jumlah penduduk Desa Kunirejowetan sebanyak 1.543 jiwa. Dengan luas wilayah tersebut, maka tingkat kepadatan penduduknya mencapai sekitar 1.169 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menunjukkan konsentrasi penduduk yang cukup padat untuk ukuran desa, di mana pemukiman warga terkonsentrasi di beberapa dusun yang dikelilingi oleh hamparan lahan pertanian. Sebagian besar penduduk merupakan suku Jawa dan berkomunikasi menggunakan bahasa Jawa dalam keseharian, dengan nilai-nilai budaya yang masih terjaga kuat.

Pilar Ekonomi Berbasis Agraris

Sektor pertanian merupakan tulang punggung yang menopang seluruh struktur perekonomian Desa Kunirejowetan. Mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, baik sebagai pemilik lahan, penggarap, maupun buruh tani. Komoditas utama yang menjadi andalan adalah padi. Dengan dukungan kondisi alam dan sistem irigasi yang baik, para petani mampu melakukan panen padi lebih dari dua kali dalam setahun, menjadikan desa ini sebagai salah satu penyumbang surplus beras di Kecamatan Butuh.Selain padi, beberapa petani juga melakukan diversifikasi dengan menanam palawija seperti jagung, kedelai, atau sayur-mayur di musim kemarau atau sebagai tanaman sela. Hasil pertanian tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga, tetapi juga menjadi sumber pendapatan utama yang menggerakkan roda ekonomi lokal. Rantai ekonomi dari sektor ini cukup panjang, melibatkan pula para pedagang gabah, pemilik penggilingan padi, hingga distributor beras.Di luar pertanian, geliat ekonomi juga terlihat dari sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Beberapa warga mendirikan usaha warung kelontong, bengkel, jasa transportasi, dan usaha kuliner skala rumahan. Meskipun belum menjadi sektor dominan, keberadaan UMKM ini sangat membantu dalam menyediakan barang dan jasa bagi kebutuhan warga sehari-hari serta membuka lapangan kerja alternatif di luar sektor pertanian.

Kehidupan Sosial dan Budaya Masyarakat

Masyarakat Desa Kunirejowetan hidup dalam tatanan sosial yang menjunjung tinggi asas kebersamaan dan gotong royong. Semangat ini menjadi perekat sosial yang termanifestasi dalam berbagai kegiatan komunal, seperti kerja bakti rutin untuk membersihkan lingkungan, memperbaiki jalan desa, atau membantu tetangga yang sedang mengadakan hajatan. Hubungan antarwarga yang harmonis menjadi modal sosial yang tak ternilai dalam menjaga stabilitas dan kedamaian desa.Aspek religius juga memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Sebagai desa dengan penduduk mayoritas beragama Islam, masjid dan mushala tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat kegiatan sosial dan pendidikan keagamaan. Kegiatan seperti pengajian rutin untuk bapak-bapak dan ibu-ibu, Taman Pendidikan Al-Qur`an (TPA) untuk anak-anak, serta peringatan hari besar Islam selalu ramai diikuti oleh warga dan menjadi ajang untuk mempererat silaturahmi.Salah satu wujud nyata dari kuatnya partisipasi dan swadaya masyarakat adalah dalam pembangunan dan pemeliharaan fasilitas umum. Sebagai contoh, pembangunan Pos Keamanan Lingkungan (Poskamling) seringkali dilakukan secara gotong royong. Hal ini menunjukkan tingkat kesadaran warga yang tinggi akan pentingnya keamanan dan kenyamanan lingkungan tempat tinggal mereka.

Tata Kelola Pemerintahan dan Arah Pembangunan

Pemerintah Desa Kunirejowetan menjalankan fungsi dan tugasnya sebagai garda terdepan pelayanan publik dan motor penggerak pembangunan. Proses perencanaan pembangunan dilakukan secara partisipatif melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes), di mana warga dari berbagai dusun diberi kesempatan untuk menyampaikan usulan dan aspirasi mereka.Prioritas pembangunan desa secara konsisten diarahkan pada penguatan infrastruktur yang mendukung sektor pertanian dan meningkatkan konektivitas antar wilayah. Program seperti rehabilitasi jaringan irigasi, betonisasi jalan usaha tani, dan pembangunan talud pengaman tebing menjadi agenda rutin yang didanai melalui Dana Desa dan sumber pendapatan lainnya. Tujuannya jelas: untuk mempermudah akses petani ke lahan, melancarkan distribusi hasil panen, dan pada akhirnya meningkatkan produktivitas pertanian.Di samping infrastruktur fisik, pemerintah desa juga menaruh perhatian pada pembangunan sumber daya manusia. Program di bidang kesehatan, seperti Posyandu untuk balita dan lansia, serta dukungan untuk fasilitas pendidikan anak usia dini (PAUD) dan sekolah dasar, terus digalakkan. Ini merupakan investasi jangka panjang untuk menciptakan generasi penerus yang sehat, cerdas, dan siap membangun desa di masa depan.

Tantangan dan Prospek di Masa Depan

Ke depan, Desa Kunirejowetan tidak luput dari tantangan. Di sektor pertanian, ancaman perubahan iklim, serangan hama, dan fluktuasi harga pasar menjadi isu yang harus terus diantisipasi dengan solusi-solusi inovatif, seperti adopsi varietas padi yang lebih tahan banting dan pemanfaatan teknologi pertanian modern. Selain itu, regenerasi petani menjadi isu krusial yang memerlukan langkah-langkah strategis untuk menarik minat generasi muda agar mau terjun ke sektor agraris.Diversifikasi ekonomi juga menjadi pekerjaan rumah yang penting. Mengembangkan potensi UMKM agar bisa naik kelas, menjajaki kemungkinan pengembangan agrowisata skala kecil, atau menciptakan produk olahan hasil pertanian yang memiliki nilai tambah adalah beberapa jalan yang bisa ditempuh untuk mengurangi ketergantungan pada hasil pertanian mentah.Meski demikian, prospek masa depan Desa Kunirejowetan sangat menjanjikan. Dengan fondasi pertanian yang kuat, modal sosial berupa semangat gotong royong yang tinggi, serta tata kelola pemerintahan yang baik, desa ini memiliki landasan yang kokoh untuk terus bergerak maju. Dengan terus bersinergi, Desa Kunirejowetan berpotensi menjadi desa agraris yang maju, mandiri, dan sejahtera bagi seluruh warganya.